Selasa, 27 Desember 2016

PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN DESA

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
          Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakan sebagai masyarakat, yaitu:
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.

A.  Masyarakat Kota

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
·         Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·         Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
·         Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·         Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
·         Interaksi yang lebih banyak, terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
·         Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
·         Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.

B.  Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri  hidup bermasyarakat dalam  keseharian mereka. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat. Hakekatnya, bahwa seseorang merasa menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di manapun ia hidup serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
·         Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
·         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
·         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
·         Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.


C.   Perbedaan Dari Berbagai Segi

1. Segi Agama
Masyarakat pedesaan dikenal sangat religious. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya tahlilan, rajaban, jumat kliwon, dan lain-lain. 
Sedangkan kehidupan keagamaan di kota berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

2. Segi Sosial
Masyarakat desa sangat mengutamakan social life nya. Mereka bergotong royong melakukan hal tanpa ada unsur uang/materi. Namun karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.

3. Segi Lingkungan Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

4. Segi Pekerjaan
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagai pekerjaan sekunder. Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.

5. Segi Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.

6. Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.

D.  Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan Khususnya Remaja

1. Pendidikan
Pendidikan di perkotaan sangat banyak masyarakat bebas memilih ingin sekolah di sekolah negri ataupun swasta, semua sekolah sama bagusnya yang membedakan hanya kualitasnya. Lain halnya di pedesaaan, pendidikan sangat minim, tenaga pengajarpun tidak banyak, sekolah di pedasaan banyak yang tidak layak pakai.

2. Kebutuhan
Remaja di perkotaan umumnya lebih banyak mengikuti pergaulan masa kini sehingga kebutuhannya terkadang tidak terkendali, remaja di perkotaan juga menganggap sesuatu yang tak perlu digunakan menjadi kebutuhannya karena ada "gengsi" di dalam diri para remaja. Lain hal nya remaja di pedesaan, mereka memenuhi kebutuhan yang sewajarnya, yang hanya mereka butuhkan saja.
     
3. Perilaku
Remaja di perkotaan perilakunya mengikuti keadaan zaman globalisasi, mengikuti keadaan lingkungan sekitar, banyak yang menganggap hal buruk menjadi hal baik, jarang memiliki sikap sopan dan santun. sebaliknya, remaja di pedesaan jarang mengetahui keadaan global, masih memiliki sikap sopan dan santun, dan jauh dari mencoba hal hal buruk.

4. Sosial
Remaja di perkotaan umumnya lebih mengutamakan diri sendiri dan kelembagaan, tidak mengikuti tradisi, sebaliknya remaja di pedesaan mengutamakan kekeluargaan, dan masih terikat dengan tradisi sehingga remaja pedesaan menjadi tertekan karena tradisi yang ketat.

E.   Aspek Positif dan Negatif dari Masyarakat Desa dan Kota


Aspek Negatif :
·         Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persedian lahan pertanian.
·         Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produksi industri modern.
·         Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang menoton.
·         Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
·         Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Aspek Positif :
·         Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
·         Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
·         Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
·         Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
·         Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.


F.   Hubungan Desa & Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. 
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.

G.  Faktor Interaksi Desa – Kota
·         Adanya wilayah – wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya, terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah.
·         Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
·         Adanya kemudahan transfer/ pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas

H.  Aspek Interaksi Desa – Kota

Aspek Ekonomi, meliputi :
·         Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
·         Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
·         Meningkatkan pendapatan penduduk
·         Menimbulkan kawasan perdagangan
·         Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa

Aspek Sosial, meliputi :
·         Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
·         Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
·         Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota

Aspek Budaya meliputi :
·         Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan siswanya yang bersekolah
·         Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari masyarakat kota
·         Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan masuk desa

I.     Manfaat Interaksi Desa – Kota
·         Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota
·         Pengetahuan penduduk desa meningkat
·         Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa
·         Dapat menumbuhkan heterogenitas mata pencarian penduduk desa
·         Terjadinya peningkatan pendapatan
·         Terpenuhinya berbagai kebutuhan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan

J.   Dampak Interaksi Desa – Kota

Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah.



K.  Kesimpulan

Masyarakat desa dengan masyarakat kota itu sangat bertolak belakang baik dari lingkungan,cara berpikir,lapisan sosial,tingkah laku,adat  serta jumlah penduduk nya pun berbeda.
Masyarakat desa lebih  ke tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman.
Masyarakat desa juga mengikuti zaman tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan.

Adat kebudayaan masyarakat desa masih sangat kental,  berbeda dengan masyarakat kota yang hampir keseluruhan adat dan kebiasaannya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.

0 komentar:

Posting Komentar